Selasa, 30 April 2013

pendahuluan teknik pendingin



KATA PENGANTAR
Kesulitan yang penulis dapat ketika memulai bekerja selepas lulus sekolah menengah kejuruan masih penulis ingat betul, bagaimana penulis yang sudah bersekolah selama tiga tahun di jurusan teknik pendingin, tiap hari dijelali teori mengenai teknik pendingin, masih kesulitan saat pertama kali bekerja. Padahal penulis bekerja pada bidang yang sesuai dengan jurusan ketika sekolah. Ternyata mengimplementasikan teori ke praktek langsung amatlah tidak mudah. Membutuhkan waktu, dan tentunya terus belajar agar dapat melakukan pekerjaan tersebut. Pengalaman adalah guru yang paling berharga, sangat benar kata pepatah tadi, setidaknya itu yang penulis rasakan ketika berkecimpung di dunia teknik pendingin yang telah penulis geluti sekitar lima tahun lebih. Berbagai pengalaman penulis dapatkan ketika bekerja sebagai seorang teknisi, sesuatu yang tidak diajarkan di sekolah maupun ditulis di buku-buku teori pendingin.
Dari sinilah penulis sadar bahwa berbagai pengalaman yang penulis dapatkan tadi, menurut penulis begitu perlu penulis tuliskan agar tidak hanya ada di memori pikiran penulis saja, melainkan dapat menjadi suatu bacaan yang bermanfaat di kemudian hari, terutama bagi mereka yang ingin belajar banyak mengenai teknik pendingin atau bagi mereka yang memang bergelut di dunia teknik pendingin, tulisan penulis ini dapat menjadi suatu tambahan pengetahuan.
Penulis mengetahui betul telah banyak buku tentang teori dan praktek teknik pendingin. Selain itu penulis juga sadar bahwa tulisan ini mengandung resiko mengingat terdapat perbedaan dalam praktek melakukan pekerjaan sebagai teknisi pendingin, meskipun secara teori sama. Penulis hanya ingin fokus menuangkan tulisan yang berasal dari apa yang penulis kerjakan dalam keseharian sebagai teknisi mesin pendingin yang secara khusus menangani perbaikan showcase, frezer, dan dispenser.
Dengan mendasarkan kepada pengalaman yang penulis telah lakukan, penulis berharap tulisan ini dapat dimengerti dengan mudah oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa akan banyak sekali pembaca yang mengkritik tulisan ini karena kekurangan yang ada disana sini, namun penulis tetap memberanikan diri, dan berharap agar setiap masukan dari pembaca, penulis dapatkan agar tulisan yang sedikit ini menjadi lebih baik. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca dan berharap agar setiap pembaca dapat mengetahui teori dan praktek teknik pendingin, serta tulisan yang sedikit ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Salam.





BAB I
KOMPONEN SISTEM REFRIGRASI
A.    Kompresor
Dalam sistem refrigrasi, kompresor merupakan komponen yang sangat penting, kompresor dapat diibaratkan sebagai jantung pada tubuh manusia. Kompresor memiliki fungsi utama yaitu sebagai komponen yang memompa sekaligus menghisap bahan pendingin. Memompa bahan pendingin dilakukan kompresor guna mengalirkan bahan pendingin ke komponen lainnya dalam sistem refrigrasi, agar terjadi suatu siklus perputaran bahan pendingin, hal ini dapat dilakukan oleh kompresor karena di dalam kompresor terdapat perputaran rotor, dan hal tersebut dimulai dari saluran tekan (dischard) yang terdapat di kompresor. Di saat yang bersamaan kompresor juga menghisap bahan pendingin yang telah di sirkulasikan melalui saluran tekan pada kompresor, dalam menghisap bahan pendingin ini kompresor melakukannya melalui saluran hisap (suction).
Begitu vital peranan kompresor dalam sistem refrigrasi ini, maka kompresor yang tidak berjalan baik dikarenakan rusak atau faktor lainnya menyebabkan mesin pendingin (showcase,frezer, dispenser, dll) menjadi tidak dingin atau pendinginan tidak maksimal. Di dalam dunia pendingin ada beberapa jenis/macam kompresor yang penulis ketahui, seperti: kompresor hermetik, kompresor semi hermetik, dan kompresor open type. Di dalam keseharian penulis sebagai seorang teknisi mesin pendingin, penulis hanya berhubungan dengan kompresor hermetik. Hal ini karena mesin pendingin seperti showcase, frezer, dan dispenser yang penulis sering lakukan perbaikan menggunakan mesin kompresor jenis hermetik. Jadi di dalam tulisan ini penulis hanya membahas tentang kompresor hermetik.
Beberapa keunggulan kompresor hermetik dibandingkan dengan kompresor jenis lainnya yaitu:
a.       Bentuknya yang kecil serta kompak, karena komponen rotor serta stator berada pada satu rumah (bagian);
b.      Tidak terlalu banyak komponen aksesoris tambahan;
c.       Harganya yang relatif lebih murah.
Dengan keunggulan seperti itulah mengapa kompresor hermetik menjadi pilihan. Kompresor hermetik mempunyai spesifikasi serta kapasitas yang berbeda-beda. Hal ini dapat mengenai ukuran unit pendingin (besar/kecil ukuran showcase misalnya), penggunaan jenis bahan pendingin (misal R 404 a atau R 134 a), ataupun mengenai suhu yang harus dicapai oleh mesin pendingin.
Berikut gambar kompresor hermetik yang memiliki kapasitas 1/3 PK dengan arus 1,5 Ampere dan bekerja pada tegangan 220 Volt, dengan menggunakan bahan pendingin jenis R 134 a. Kompresor jenis ini penulis pakai untuk dipasang di showcase satu pintu dengan ukuran 250-300 liter atau frezer dengan kapasitas 250 liter.


Berbagai merk kompresor hermetik banyak sekali yang beredar di pasaran, merk sangat mempengaruhi harga kompresor meskipun secara kapasitas dan untuk penggunaan yang sama, perbedaan merk tadi tentu berhubungan erat dengan kualitas serta performa sebuah kompresor. Ada kompresor yang harganya murah sampai yang sangat mahal. Namun sebenarnya performa kompresor juga dipengaruhi oleh faktor lain misalnya tegangan listrik yang stabil, letak penempatan unit pendingin, pemakaian bahan pendingin yang cocok, serta adanya komponen lain yang dapat membantu kinerja kompresor. Intinya adalah kompresor merupakan jantungnya mesin pendingin.

B.     Kondensor
Salah satu komponen penting lainnya dalam sistem refrigrasi adalah kondensor. Kondensor berfungsi mengubah bahan pendingin yang berbentuk gas menjadi cair, selain itu juga sekaligus melepaskan kalor (panas). Itu sebabnya mengapa sering kita jumpai pada sisi kiri atau kanan lemari es di rumah kita jika kita pegang terasa panas, inilah yang sebetulnya terjadi, bahwa di kondensor ini terjadi suatu peristiwa pelepasan kalor (panas) yang dibawa oleh bahan pendingin.
Kondensor dalam siklus sistem refrigrasi berada setelah kompresor, jadi ketika kompresor memompa bahan pendingin melalui pipa saluran tekan, maka kemudian bahan pendingin tadi mengalir ke kondensor. Di sinilah dapat terjadi proses kondensasi (pengembunan) karena tekanan dari kompresor yang tinggi serta pipa kondensor yang besar maka bahan pendingin yang berbentuk gas tadi secara pelan-pelan melepaskan panas dan pada saat yang bersamaan bahan pendingin yang berbentuk gas berubah menjadi cair. Setelah melewati kondensor bahan pendingin secara keseluruhan berubah wujud menjadi cair.
Dalam pengalaman penulis, penulis menjumpai kondensor yang terletak pada body unit pendingin dan ada yang terletak di luar body. Namun ada pula kondensor yang sebagian terletak di body unit pendingin dan sebagian lagi berada diluar body unit pendingin. Dalam keseharian penulis menyebut dengan istilah kondensor body untuk kondensor yang berada di dalam body, dan untuk kondensor yang berada diluar body penulis menyebut dengan istilah kondensor auxelery. Kondensor berwujud pipa yang terbuat dari tembaga ataupun besi yang dibuat melengkung atau dapat dikatakan berkelak-kelok seperti usus pada tubuh manusia. Sebenarnya tidak ada aturan baku mengenai bagaimana harusnya bentuk kondensor, karena menurut penulis bentuk yang dibuat melengkung, bulat ataupun bentuk yang lain, itu semata-mata untuk menghemat tempat saja, mengingat pipa kondensor yang panjangnya sampai beberapa meter ini, tidaklah mungkin dibuat dalam bentuk sebuah pipa yang lurus begitu saja, tentu hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam menempatkannya.
Mengenai kondensor yang dibuat dari pipa besi ataupun tembaga, sebetulnya ini berkaitan erat dengan biaya produksi, mengingat harga tembaga yang lebih mahal daripada besi. Menurut hemat penulis, pipa kondensor sebaiknya terbuat dari tembaga, karena sebagai seorang teknisi mesin pendingin yang seringkali melakukan pengelasan, lebih mudah melakukan penyambungan antara pipa tembaga dengan pipa tembaga daripada pipa tembaga dengan pipa besi. Selain itu pipa besi cenderung lebih cepat berkarat dan akhirnya dapat menyebabkan kebocoran.
Kondensor yang penulis sering jumpai juga banyak yang ditambah dengan komponen lainnya seperti kipas ataupun kondensor tadi sebagian terletak pada tempat pembuangan air pada unit pendingin, hal ini bertujuan untuk mempercepat proses kondensasi. Dalam sistem refigrasi kondensor berperan penting dalam upaya mempercepat proses pendinginan ataupun untuk mencapai suhu yang diharapkan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar